Sabtu, 5 Juni 2022
Program Studi Stara 1 Teknik Mesin mengadakan kuliah tamu dengan judul Teknologi Mesin Diesel untuk Menembus Standart Emisi EURO 6. Kuliah tamu ini dibawakan oleh M. Khristamto Aditya Wardana, Ph.D. yang juga merupakan alumni Teknik Mesin Universitas Jember. Dalam kesempatan ini beliau juga menjelaskan sedikit tentang profil perusahaan yang menjadi tempat beliau bekerja yaitu BRIN. Badan Riset dan Inovasi Nasional (disingkat BRIN) adalah lembaga pemerintah nonkementerian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden Indonesia melalui menteri yang membidangi urusan pemerintahan di bidang riset dan teknologi. Disini dijelaskan bahwa BRIN merupakan induk dari 4 perusahaan riset (BATAN, LIPI, BPPT, dan LAPAN).
Dimulai dari akhir 2019 saat covid menyerang dunia hampir semua aktivitas terhenti, tidak luput dari sector transportasi. Namun yang membuat ini semua miris adalah kenapa dengan terhentinya semua sector polusi udara yang ada justru semakin tahun semakin bertambah. Seperti yang bisa kita lihat sekarang, yang dulunya Indonesia bisa di sebut dengan paru-paru dunia justru sekarang memiliki polusi udara yang sangat jauh dari kata bersih.
Dengan pulihnya perusahaan setelah covid ini, masih banyak terdapat pencemaran lingkungan terlebih pada udara. Ini disebabkan oleh mesin mesin bakar yang ada pada perusahaan terlebih beberapa perusahaan masih juga menggunakan mesin diesel. Dalam upaya mengurangi pencemaran lingkungan dan juga mengurangi NOx, maka hal paling mudah yang bisa dilakukan perusahaan adalah after treatment pada mesin yang ada. After treatment adalah system yang ada di saluran buang yang fungsinya mengurangi emisi gas buang. Hal ini dipilih karena benyak pertimbangan jika harus mengganti mesin yang ada.
Dalam sector transportasi Korea Selatan sudah menerapkan hal tersebut. Selain itu upaya yang dilakakukan untuk menurunkan NOx adalah SCR. Selective Catalytic Reduction (SCR) adalah cara mengubah nitrogen oksida, juga disebut sebagai NOx dengan bantuan katalis menjadi nitrogen diatomik (N2), dan air (H2O). Langkah ini dilakukan oleh Korea Selatan sehingga mereka dapat merubah EURO 2 menjadi EURO 6. Penambahaan Amonia ini juga sangat beresiko karena zat yang dicampurkan pada SCR ini.